Doa, Tata Cara & Niat Mandi Wajib Setelah Haid Bagi Wanita Muslimah

niat mandi wajib setelah haid

Artikel ini akan menjelaskan tentang niat mandi wajib setelah haid untuk wanita muslimah. Selain itu juga akan menjelaskan bagaimana tata cara mandi wajib setelah haid yang benar sesuai sunnah dan hadits. Kami juga akan memberikan sedikit penjelasan mengenai doa mandi wajib setelah haid.

Menstruasi atau haid adalah suatu halangan yang dapat menggugurkan kewajiban bagi wanita muslimah untuk menjalankan ibadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.

Wanita muslimah yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk melaksanakan shalat, berpuasa, ataupun menyentuh AlQuran karena haid merupakan salah satu hadats besar.

Cara untuk menyucikan diri adalah dengan melakukan mandi wajib apabila wanita muslimah telah selesai dari masa haidnya.

Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Fathimah binti Abi Khubaisy:

إِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِـي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِيْ وَصَلِّي.

“Apabila darah haid datang, maka tinggalkanlah sholat dan manakala berhenti, maka mandilah dan sholatlah.”

Apabila haid telah selesai, wanita muslimah dianjurkan untuk mandi wajib agar dapat kembali beribadah kepada Allah dalam keadaan bersih dan suci dari hadats besar.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana niat dan tata cara mandi wajib setelah haid yang baik dan benar.

Niat Mandi Wajib Setelah Haid

niat mandi wajib haid
Sebelum melaksanakan mandi wajib setelah haid, wanita muslimah diwajibkan untuk melakukan niat mandi wajib haid agar mandi wajib dianggap sah sesuai syariat. Niat mandi wajib setelah haid cukup dalam hati karena tidak ada dalil ataupun hadits sahih yang mengatakan bahwa niat harus diucapkan.

Cara membaca niat mandi haid yang benar adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillahi ta’aala.

Arti niatnya: “Aku berniat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar disebabkan haid karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar Sesuai Sunnah

tata cara mandi wajib haid

Berikut tata cara mandi wajib setelah haid atau menstruasi yang disunnahkan berdasarkan hadits dari isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dan Maimunah Radhiyallahu ‘Anha:

1. Berniat

Mandi wajib setelah menstruasi diawali dengan niat dan membaca basmalah, yaitu dengan menyebut nama Allah.

2. Cuci tangan

Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan ke dalam bejana atau sebelum mandi.

3. Bersihkan kemaluan

Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada di badan dengan tangan kiri, dengan menggunakan sabun.

4. Berwudhu

Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.

5. Mandi

Setelah anda berwudhu, anda bisa mula mandi wajib dengan mengguyur air pada bagian kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.

6. Mula dengan kepala bagian kanan

Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.

7. Pastikan air kena ke seluruh bagian kepala

Menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan.

8. Membersihkan seluruh tubuh

Mengguyur air pada seluruh tubuh dimulai dari bagian kanan setelah itu di bagian kiri. Pastikan seluruh tubuh terguyur dengan air.

9. Gunakan sampo dan sabun

Berikut ini beberapa catatan yang bisa diperhatikan:

  • Sebelum melakukan mandi wajib, tubuh terlebih dahulu dibersihkan dari najis dan semua kotoran yang menempel di badan.
  • Mandi wajib dilakukan setelah berwudhu dan membaca doa setelah wudhu.
  • Mandi wajib disunnahkan dengan menghadap ke arah kiblat.
  • Bagian tubuh yang disiram lebih dahulu ialah bagian kanan kemudian tubuh bagian kiri dan dilakukan sebanyak tiga kali.

Doa Mandi Wajib Setelah Haid

doa mandi wajib haid

Tidak ada dalil sahih di dalam AlQuran atau Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai doa mandi wajib setelah haid.

Yang harus dilakukan hanyalah niat untuk mandi wajib karena Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ‘Umar bin Al Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907)

  • Niat secara bahasa berarti al-qashd (keinginan).
  • Sedangkan niat secara istilah syar’i, yang dimaksud adalah berazam (bertedak) mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah.
  • Letak niat adalah di dalam batin (hati).
  • Apabila seseorang berniat di hatinya tanpa melafazkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, tidak ada doa mandi haid yang harus dibaca sebelum atau sesudah melakukan mandi wajib.

Doa mandi wajib haid tidak perlu diucapkan, cukup dengan berniat di dalam hati untuk menyucikan diri setelah haid agar dapat kembali beribadah kepada Allah.

Mungkin anda berminat untuk mempelajari hal yang berkaitan dengan haid dibawah ini:

Hadits Mengenai Tata Cara & Niat Mandi Wajib Haid

tata cara mandi wajib setelah haid

Rasulullah telah menyebutkan tata cara mandi wajib haid dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haid, maka beliau bersabda:

تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ

“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti sabun dan semacamnya) kemudian beliau bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian beliau menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian beliau menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian beliau bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (HR. Muslim)

Niat mandi setelah haid merupakan salah satu syarat sahnya mandi wajib. Niat juga membedakan antara mandi biasa dengan mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan karena haid.

Selain itu, penting juga bagi wanita muslimah untuk mengetahui bagaimana cara mandi wajib yang baik dan benar sesuai sunnah.

Berikut ini hadits yang menjelaskan tentang cara mandi wajib haid yang baik dan benar berdasarkan hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dan hadits dari Maimunah Radhiyallahu ‘Anha.

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ

Dari ‘Aisyah, isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengguyurkan air ke seluruh badannya.(HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)

كُنَّا إِذَا أَصَابَتْ إِحْدَانَا جَنَابَةٌ ، أَخَذَتْ بِيَدَيْهَا ثَلاَثًا فَوْقَ رَأْسِهَا ، ثُمَّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَا الأَيْمَنِ ، وَبِيَدِهَا الأُخْرَى عَلَى شِقِّهَا الأَيْسَرِ

‘Aisyah mengatakan, “Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka beliau mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri.” (HR. Bukhari no. 277).

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ

Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317).

Berdasarkan hadits tersebut, tidak ada dalil mengenai doa mandi bersih dari haid sehingga cukup dilakukan dengan niat mandi bersih setelah haid sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan mengenai cara mandi wajib setelah haid yang benar sesuai tuntunan Islam. Mandi wajib diawali dengan niat dalam hati untuk membersihkan diri dari hadats besar yang disebabkan oleh haid karena Allah ta’ala. Setelah itu, melaksanakan tata cara mandi wajib dapat dilakukan secara berurutan sesuai sunnah.

Itulah sedikit penjelasan tentang niat mandi wajib haid dan doa mandi haid bagi wanita muslimah serta bagaimana tata cara mandi wajib haid yang baik dan benar. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.