7 Hadits Tentang Wanita Sholehah dan Kemuliaannya dalam Islam

Thiqla > Wanita Muslimah > Hadits Tentang Wanita

hadits tentang wanita

Islam memberikan derajat yang tinggi bagi seorang wanita, terutama wanita yang sholehah. Kemuliaan seorang wanita dalam kacamata Islam tertuang dari beberapa hadits tentang wanita sholehah. Wanita sholehah memiliki derajat kemuliaan yang tinggi di sisi Allah.

7 Hadits Tentang Wanita dari Rasulullah ﷺ

1. Wanita Sholehah Adalah Perhiasan Dunia yang Terbaik

Di dalam sebuah hadits tentang wanita disebutkan:

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri yang sholehah.” (HR. Muslim: 1467).

Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan wanita sebagai salah satu keindahan dunia. Tidak hanya dari fisiknya semata, tetapi juga dari kelembutan hati dan akhlak mulianya.

Seorang wanita yang shalihah akan berusaha untuk menjadikan rumahnya bagaikan Surga, yang berhiaskan akhlaqul-karimah dari sikap dan perilakunya, serta ia akan mendidik keturunannya menjadi generasi yang cinta kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Baca Juga: Niat Mandi Wajib Haid

2. Bersikap Lembut Kepada Wanita

hadits tentang kemuliaan wanita

Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan wanita dengan fitrahnya sebagai makhluk yang lemah lembut. Berbeda dari pria yang lebih mengutamakan akal pikirannya dalam bertutur kata dan bertindak, wanita lebih mengedepankan perasaannya. Atas dasar itulah, Islam memerintahkan untuk berlaku baik dan lembut kepada para wanita.

Seperti yang disebutkan pada sabda Rasulullah ﷺ:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.” (HR Bukhari).

Makna dari hadits tersebut sangat dalam, yakni seorang lelaki hendaknya bersikap sabar, lembut, dan dapat menasehati wanitanya dengan bijaksana, dalam hal ini adalah istrinya.

Di balik ketidaksempurnaan seorang istri, di situlah suami harus berperan sebagai imam yang mampu membimbingnya ke arah yang lebih baik. Begitu juga dengan sang istri. Ketika ia sadar bahwa ia telah berbuat salah kepada suaminya, maka wajib baginya untuk meminta maaf dan mengharap ridho suaminya.

Baca Juga:

3. Kewajiban Suami Untuk Membahagiakan Kepada Istri

hadits tentang wanita sholehah

Islam mewajibkan para suami untuk bersungguh-sungguh dalam memperhatikan istri-istri mereka, mengajarkan ajaran Islam yang benar sesuai Al-Quran dan As-Sunnah, serta memenuhi hak-hak para istri.

Bahkan ditambahkan, tindakan memuliakan dan berbuat baik kepada istri merupakan salah satu bentuk taatnya seorang suami kepada Allah, yang tidak hanya mendatangkan pahala semata, tetapi juga membawa ketentraman hati. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bertaqwalah kalian kepada Allah (dalam menangani) istri-istri. Sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan rasa aman dari Allah, menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka, (ialah) mereka tidak boleh memasukkan ke ranjang kalian seseorang yang kalian benci. Jika mereka melakukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Bagi mereka (yang menjadi kewajiban) atas kalian memberi rezeki dan sandang bagi mereka dengan sepantasnya.” (HR Muslim 1218).

Baca Juga:

4. Hadits Tentang Perempuan yang Terbaik

hadits tentang perempuan

Di dalam sebuah hadits, Abu Udzainah Ash-Shadafi RA meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik perempuan di antara kalian adalah yang sangat sayang (cinta) kepada suami, yang memiliki banyak anak, yang tidak kasar, yang membantu suaminya dalam kebaikan, ketika mereka bertaqwa kepada Allah. Dan seburuk-buru perempuan di antara kalian adalah yang suka berdandan/berhias (ketika keluar rumah), sombong, merekalah perempuan-perempuan munafik. Mereka tidak masuk surga, kecuali seperti burung gagak bersayap putih (atau sangat langka).” (HR Baihaqi).

Poin-poin yang disebutkan di atas adalah beberapa kriteria perempuan yang baik dalam Islam. Cinta dan taat kepada suami merupakan poin terpenting dari kesemuanya.

Hak suami atas istrinya begitu besar hingga melebihi kedua orang tuanya sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak menunaikan hak Rabbnya hingga ia menunaikan hak suaminya, walaupun seandainya ia (suaminya) meminta dirinya (untuk melayaninya) saat bepergian, maka ia (istri) tidak boleh menolaknya” (Imam Ahmad meriwayatkan Abdullah bin Abi Aufa RA).

Makna hadits di atas menyiratkan begitu besarnya hak suami atas istrinya sehingga meskipun sang istri tersebut telah menunaikan ibadah-ibadah lainnya dengan sempurna, namun jika ia tidak melayani dan memenuhi hak suaminya, maka ibadah-ibadah tersebut bagaikan tidak ada artinya di mata Allah Subhannahu wa ta’ala.

Maka dari itu, Rasulullah ﷺ lantas menggabungkan kriteria ketaatan kepada suami ke dalam prinsip Islam yang akan dijelaskan pada poin selanjutnya.

Baca Juga:

5. Keistimewaan Masuk Surga bagi Wanita Sholehah

hadits tentang keistimewaan wanita

Di dalam sebuah hadits tentang keistimewaan wanita yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika wanita mengerjakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya (pada hari Kiamat): ‘Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang kamu suka’”.

Makna hadits di atas sudah cukup jelas. Jika seorang wanita semasa hidupnya melakukan kesemua hal tersebut, maka kelak ia akan dipersilakan untuk masuk Surga dari pintu manapun yang ia mau.

Begitu gamblangnya cara-cara yang telah ditunjukkan Rasulullah ﷺ bagi para wanita agar dapat menjadi penghuni Surga. Semoga kelak kita semua menjadi penghuni Surga-Nya.

Baca Juga:

6. Termasuk Mati Syahid Ketika Wanita Berpulang Saat Melahirkan

hadits tentang memuliakan wanita

Seorang wanita yang meninggal karena anaknya, baik saat anaknya masih berada di dalam kandungan, saat proses melahirkan sedang berlangsung, hingga saat setelah melahirkan buah hatinya, maka seluruh kejadian tersebut menjadikan kematiannya sebagai mati syahid. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah. Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena terluka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpas benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya” (HR Abu Daud, disahihkan Al-Albani).

Bahkan, hal tersebut dikuatkan dengan hadits lainnya:

“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit. Orang yang mati berjihad di jalan Allah, yahid. Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena sakit perut, syahid. Dan wanita yang mati karena nifas, dia akan ditarik oleh anaknya menuju Surga dengan tali pusarnya” (HR Ahmad).

Perjalanan seorang wanita menjadi ibu dimulai ketika ia mulai mengandung buah hatinya. Begitu besar pengorbanan yang ia lakukan demi sang buah hati hingga bertaruh nyawa ketika proses melahirkan terjadi.

7. Surga di bawah Telapak Kaki Ibu

hadits nabi tentang wanita

Begitu tingginya Islam memuliakan derajat seorang wanita, terutama seorang ibu hingga begitu banyak keistimewaan yang disematkan kepadanya, baik saat di dunia maupun di akhirat kelak.

Tingginya derajat seorang ibu disebutkan dalam suatu hadits Rasulullah ﷺ berikut ini:

“Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang seharusnya aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah memberikan jawaban dengan ucapan ‘Ibumu’ sampai diulangi tiga kali, kemudian yang keempat Ia mengatakan ‘Ayahmu’.” (HR Bukhari).

Berbakti kepada kedua orang tua, terutamanya kepada ibu, merupakan suatu jalan yang bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan akan mendapat ganjaran terbaik di sisi-Nya.

“Makna dari bersikap rendah hati kepada ibu, menaati dalam kaitannya berbakti kepadanya, dan tidak menyelisihinya kecuali pada perkara yang diharamkan oleh agama, (seluruhnya itu) menjadi sebab untuk memasukkan seseorang ke dalam Surga-Nya.” (Imam Al-Munawi dalam kitab Faydhul Qadir bi Syarhil Jami’is Shaghir).

Semoga kumpulan hadits tentang kemuliaan wanita yang telah dijabarkan di atas menjadi pengingat kita semua dalam meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.